Senin, 04 Mei 2020

Etherchannel

1.Konsep Etherchannel

Etherchannel adalah teknik untuk menggabungkan beberapa link fisikal menjadi satu buah link logikal. Tujuan dari etherchannel adalah untuk menambah kapasitas link yang biasanya menggunakan 1 buah kablel Fastethernet dengan kecepatan 100MBPS dengan menggunakan dua buah kabel dapat menambah kecapatan link menjadi 200MBPS. Etherchannel dapat digunakan anatar switch, router dan server.

Etherchannel adalah suatu teknologi trunking yang digunakan oleh switch Cisco catalyst dimana sejumlah fisikal port pada device digabung menjadi satu jalur logika dalam satu buah port group. Fungsinya untuk meningkatkan kecepatan koneksi antar switch, router ataupun server dan jika salah satu port atau jalur rusak maka port group akan tetap bekerja menggunakan jalur atau port yang lain.

EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunk-trunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semua atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi lebih banyak.
Etherchannel dapat dikonfigurasikan dengan dua hingga delapan active Fast Ethernet, Gigabit Ethernet atau 10 Gigabit Ethernet port. Jadi jika menggunakan 8 jalur/port bisa menghasilkan kecepatan 800 Mbit/s, 8 Gbit/s atau 80 Gbit/s.

Protokol yang berkaitan dengan Etherchannel

Link Aggregation Control Protocol (LACP)
Link Aggregation Control Protocol merupakan bagian dari spesifikasi IEEE 802.3ad yang mengijinkan pengguna untuk menggabungkan beberapa port fisikal bersama menjadi sebuah channel logical tunggal.

Port Aggregation Protocol (PAgP)
PAgP membantu pada pembuatan otomatis dari link Etherchannel. Paket PAgP dikirim di antara port yang bisa Etherchannel dalam tujuan untuk negosiasi formasi dari channel.
Keuntungan menggunakan EtherChannel
Menggunakan EtherChannel memiliki banyak keuntungan, dan mungkin aspek yang paling diinginkan adalah bandwidth. Menggunakan maksimum 8 port aktif total bandwidth 800 Mbit / s, 8 Gbit / s atau 80 Gbit / s sangat memungkinkan tergantung pada kecepatan port. Hal ini dapat digunakan dengan Ethernet yang berjalan pada kabel twisted pair, single-mode dan serat multimode.

Karena EtherChannel mengambil keuntungan dari kabel yang ada membuatnya sangat scalable. Hal ini dapat digunakan di semua tingkat jaringan untuk membuat link bandwidth yang lebih tinggi sebagai lalu lintas kebutuhan peningkatan jaringan. Semua switch Cisco memiliki kemampuan untuk mendukung EtherChannel. Ketika sebuah EtherChannel dikonfigurasi semua adapter yang merupakan bagian dari saluran berbagi Layer 2 yang sama (MAC). Hal ini membuat EtherChannel transparan untuk aplikasi jaringan dan pengguna karena mereka hanya melihat satu koneksi logis.
Agregat EtherChannel lalu lintas di semua port aktif tersedia dalam saluran. Port yang dipilih menggunakan algoritma Cisco-proprietary hash, berdasarkan alamat sumber atau tujuan MAC, alamat IP atau TCP dan UDP nomor port. Fungsi hash memberikan angka antara 0 dan 7.

Etherchannels dapat juga dikonfigurasi sebagai trunk VLAN. Jika ada link tunggal dari sebuah EtherChannel dikonfigurasi sebagai trunk VLAN maka EtherChannel keseluruhan akan bertindak sebagai VLAN trunk. Cisco ISL, VTP dan IEEE 802.1Q kompatibel dengan EtherChannel.

Keterbatasan EtherChannel
Keterbatasan EtherChannel adalah bahwa semua port fisik pada kelompok agregasiharus berada pada switch yang sama kecuali dalam kasus switch stack, di mana mereka dapat berada pada switch yang berbeda pada stack. Avaya SMLT protokolmenghilangkan keterbatasan ini dengan membiarkan port fisik untuk dibagi antara dua switch dalam konfigurasi segitiga atau 4 atau lebih switch dalam konfigurasi mesh.Sistem Switching Virtual Cisco memungkinkan penciptaan Etherchannel Multichassis(MEC) yang mirip dengan protokol DMLT memungkinkan port yang akan dikumpulkanterhadap chassis fisik yang berbeda yang membentuk entitas “saklar virtual” tunggal.

Komponen EtherChannel
EtherChannel terdiri dari elemen-elemen utama yaitu sebagai berikut:
Ethernet link – EtherChannel bekerja atas link yang didefinisikan oleh standar IEEE 802.3, termasuk semua sub-standar. Semua link dalam EtherChannel tunggal harus memmiliki kecepatan yang sama.

Compatible hardware – Seluruh baris dari Cisco Catalyst switch serta CiscoEtherChannel yang berbasis software IOS router. Konfigurasi EtherChannel antara switch dan komputer akan memerlukan kartu antarmuka jaringan khusus (NIC).

Configuration – Sebuah EtherChannel harus dikonfigurasi menggunakan Cisco IOS pada switch dan router, dan menggunakan driver khusus saat menghubungkan ke server. Ada dua cara utama untuk mengatur sebuah EtherChannel. Yang pertama adalah secara manual memberikan perintah pada setiap port perangkat yang merupakan bagian dari EtherChannel tersebut. Hal ini harus dilakukan untuk port yang sesuai di kedua sisi EtherChannel tersebut. Cara kedua adalah menggunakan Cisco Port Aggregation Protocol 

(PAgP) untuk agregasi otomatis ke port Ethernet.
Menurut Conlan (2009, p57), EtherChannel adalah sebuah teknik peningkatan agregasi bandwidth antaraswitch dengan switch (switch to switch), yang memberikan beberapa layanan link secara multipleks melalui port-port switch pada fast atau gigabit ethernet (kartu jaringan), ke satu jalur logikal. EtherChannel dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas bandwidth pada sebuah koneksi ke single server. EtherChanneladalah sebuah metode lintas platform yang mendukung load balancing, diantara perangkat servers, switches dan routers. EtherChannel dapat melakukan kombinasi dua, empat, atau delapan port (tergantung daripada platform switch) menjadi satu logikal link yang terhubung dan dapat juga sekaligus sebagai redundant (backup link).

2. Link Agregasi ErherChannel

Dengan menggunakan EtherChannel dapat menerapkan sistem redundancy yaitu jika terjadi kerusakan pada suatu perangkat maka perangkat tersebut akan digantikan perannya oleh perangkat lain.Dengan metode EtherChannel ini maka proses pengiriman paket data akan lebih cepat, jika kita menggunakan 3 link kabel maka kecepatannya akan menjadi 3x lipat, apabila kita menggunakan 5 link kabel maka kecepatannya akan mejadi 5x lipat. Jika salah satu link kabel mati maka kecepatannya akan menjadi 4x lipat, begitu seterusnya

  • Untuk menerapkan EtherChannel, interface yang digunakan tidak dapat dicampur. Misalnya, FastEthernet tidak dapat dipasangkan dengan Gigabit Ethernet.
  • EtherChannel mampu menggabungkan sampai 8 port
  •          Hingga 8 Gb (Gigabit EtherChannel)
  • Interface yang digunakan untuk membangun EtherChannel tidak harus menggunakan perangkat yang sama.

3. Konsep Port Aggregation Protocol (PAgP) dan konfigurasi 

Port Aggregation Protocol (PAgP) adalah standar kepemilikan cisco yang memungkinkan beberapa antarmuka fisik digabungkan menjadi satu tautan logis 
  • Cisco-proprietary protokol yang digunakan untuk menegosiasikan pembentukan saluran.
  • PAgP mengirimkan paket setiap 30 detik untuk memeriksa konsistensi konfigurasi dan mengelola penambahan link.
  • Hingga 800 Mb (FastEtherChannel)

Konfigurasi PAgP

buat topologi seperti gambar dibawah ini:


Konfigurasi Switch0 pada CLI:

Switch0(config)#int range fa0/1 - fa0/3
Switch0(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable
Switch0(config-if-range)#channel-protocol pagp
Switch0(config-if-range)#exit
Switch0(config)#int port-channel 1
Switch0(config-if)#switchport mode trunk
Switch0(config-if)#exit

Konfigurasi Switch1 pada CLI:

Switch1(config)#int range fa0/1 - fa0/3
Switch1(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable
Switch1(config-if-range)#channel-protocol pagp
Switch1(config-if-range)#exit
Switch1(config)#int port-channel 1
Switch1(config-if)#switchport mode trunk
Switch1(config-if)#exit

Terakhir, untuk mengecek konfigurasinya sobat bisa ketik perintah seperti berikut :


Jika tampil seperti diatas, maka konfigurasi sudah benar.

5. Konsep Link Aggregation Control Protocol (LACP) dan konfigurasi

Link Aggregation Control Protocol merupakan bagian dari spesifikasi IEEE 802.3ad yang mengijinkan pengguna untuk menggabungkan beberapa port fisikal bersama menjadi sebuah channel logical tunggal.Link Aggregation Control Protocol.

IEEE 802.3ad, merupakan protokol yang digunakan untuk melakukan negosiasi pembentukan EtherChannel dengan switch non-Channel.

Konfigurasi LACP


buat topologi seperti gambar dibawah ini:


Konfigurasi Switch0 pada CLI:

Switch0(config)#int range fa0/1 - fa0/3
Switch0(config-if-range)#channel-group 1 mode active
Switch0(config-if-range)#channel-protocol lacp
Switch0(config-if-range)#exit
Switch0(config)#int port-channel 1
Switch0(config-if)#switchport mode trunk
Switch0(config-if)#exit

Konfigurasi Switch1 pada CLI:

Switch1(config)#int range fa0/1 - fa0/3
Switch1(config-if-range)#channel-group 1 mode active
Switch1(config-if-range)#channel-protocol lacp
Switch1(config-if-range)#exit
Switch1(config)#int port-channel 1
Switch1(config-if)#switchport mode trunk
Switch1(config-if)#exit

Terakhir, untuk mengecek konfigurasi EtherChannel LACP, berikut perintahnya :


Jika tampil seperti diatas, maka konfigurasinya sudah benar.

Minggu, 26 April 2020

Konfigurasi Rapid PVST+

Skema jaringan


Konfigurasi Switch1


Switch>enable
Switch#conf t
Switch(config)hostname S1
S1(config)#vlan 10
S1(config-vlan)#vlan 20
S1(config-vlan)#vlan 30
S1(config-vlan)#vlan 40
S1(config-vlan)#vlan 50
S1(config-vlan)#vlan 60
S1(config-vlan)#vlan 70
S1(config-vlan)#vlan 80
S1(config-vlan)#vlan 99
S1(config-vlan)#exit
S1(config)#int range f0/1-4
S1(config-if-range)#switchport mode trunk
S1(config-if-range)#switch trunk native vlan 99
S1(config-if-range)#exit
S1(config)#interface vlan 99
S1(config-if)#ip address 172.17.99.11 255.255.255.0
S1(config-if)#exit
S1(config)#spanning-tree mode rapid-pvst
S1(config)#spanning-tree vlan 1,10,30,50,70 root primary

Konfigurasi Switch2

Switch>enable
Switch#conf t
Switch(config)hostname S2
S2(config)#vlan 10
S2(config-vlan)#vlan 20
S2(config-vlan)#vlan 30
S2(config-vlan)#vlan 40
S2(config-vlan)#vlan 50
S2(config-vlan)#vlan 60
S2(config-vlan)#vlan 70
S2(config-vlan)#vlan 80
S2(config-vlan)#vlan 99
S2(config-vlan)#exit
S2(config)#interface f0/6
S2(config-if)#switchport access vlan 30
S2(config-if)#interface f0/11
S2(config-if)#switchport access vlan 10
S2(config-if)#interface f0/18
S2(config-if)#switchport access vlan 20
S2(config-if)#exit
S2(config)#interface range f0/1-4
S2(config-if-range)#switchport mode trunk
S2(config-if-range)#exit
S2(config)#interface vlan99
S2(config-if)#ip address 172.17.99.12 255.255.255.0
S2(config-if)#exit
S2(config)#spanning-tree mode rapid-pvst
S2(config)#spanning-tree vlan 1,10,20,30,40,50,60,70,80,99 root secondary
S2(config)#interface range f0/6, f0/11, f0/18
S2(config-if-range)#switchport mode access
S2(config-if-range)#spanning-tree portfast
S2(config-if-range)#spanning-tree bpduguard enable
S2(config-if-range)#no shutdown

Konfigurasi Switch3

S3>enable
S3#configure terminal
S3(config)#vlan 10
S3(config-vlan)#vlan 20
S3(config-vlan)#vlan 30
S3(config-vlan)#vlan 40
S3(config-vlan)#vlan 50
S3(config-vlan)#vlan 60
S3(config-vlan)#vlan 70
S3(config-vlan)#vlan 80
S3(config-vlan)#vlan 99
S3(config-vlan)#exit
S3(config)#interface range f0/1-4
S3(config-if-range)#switchport mode trunk
S3(config-if-range)#switchport trunk native vlan 99
S3(config-if-range)#exit
S3(config)#interface vlan99
S3(config-if)#ip address 172.17.99.13 255.255.255.0
S3(config-if)#exit
S3(config)#spanning-tree mode rapid-pvst
S3(config)#spanning-tree vlan 20,40,60,80,99 root primary

Konfigurasi Ip pc 1 2 3





Minggu, 19 April 2020

ADMINISTRASI JARINGAN Spanning Tree Protocol

 Konsep Spanning Tree Protocol

Spanning Tree Protocol (STP) adalah protokol
jaringan yang menjamin topologi jaringan bebas
melakukan perulangan untuk penghubung Ethernet
LAN.
• STP mempunyai standart IEEE 802.1D.
• STP aktif secara default pada setiap switch cisco.
• STP memblok port-port yang dapat menyebabkan
broadcast storm.
• Broadcast storm/loop adalah kondisi dimana
paket yang dikirim dari sumber berputar-putar di
jaringan.

 Jenis-Jenis STP

Open Standard: • STP (802.1D), Rapid STP (802.1W), Multiple Spanning Tree MST (802.1S) Cisco Proprietary: • PVST (Per Vlan Spanning Tree), PVST+, Rapid PVST.

Kelebihan STP 

1. Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan
    mesegmentasi jalur akses melalui switch

2. Menyediakan Backup / stand by path untuk
    mencegah loop dan switch yang failed/gagal

3. Mencegah looping

Tugas Utama STP

1. Menghentikan terjadinya loop-loop network pada network layer 2 (bridge atau switch). 

2. Problem utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah broadcast storms.Broadcast storms menyebabkan frame broadcasts (atau multicast atau unicast yang destination addressnya belum diketahui oleh switch). 

3. Menyediakan system jalur backup & juga mencegah loop yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.

Konsep PVST+

Sekilas PVST+ Cisco PVST+ dikembangkan untuk menjalankan sebuah jalur yang independen dari IEEE 802.1D untuk setiap VLAN dalam jaringan. • Port State dan Operasi PVST+ • STP dan PVST+ menggunakan lima port state yang terdiri dari Blockir, Listening, Learning, Forwading dan Disabled.


Konfigurasi PVST+



Konfigurasi PC1, PC2, PC3 dengan menggunakan IP address, subnet mask dan gateway pada Addressing Table diatas.

Konfigurasi S1

S1(config-if)#switchport access vlan 30 S1(config-if)#end S1#Show vlan brief S1#conf t S1(config)#int range f0/1-4 S1(config-if-range)#switchport mode trunk S1(config-if-range)#switchport trunk native vlan 99 S1(config-if-range)#ex S1(config)#int vlan 99 S1(config-if)#ip address 172.31.99.1 255.255.255.0 S1(config-if)#end S1#conf t S1(config)#spanning-tree mode pvst S1(config)#spanning-tree vlan 1,10,30,50,70 root primary S1(config)#end S1#show spanning-tree S1#conf t S1(config)#int f0/6 S1(config-if)#spanning-tree portfast S1(config-if)#ex S1(config)#int f0/6 S1(config-if)#spanning-tree bpduguard enable S1(config-if)#end

Konfigurasi S2

S2>ena S2#conf t S2(config)#hostname S2 S2(config)#int f0/18 S2(config-if)#switchport mode access S2(config-if)#no shutdown S2(config-if)#vlan 10 S2(config-vlan)#vlan 20 S2(config-vlan)#vlan 30 S2(config-vlan)#vlan 40 S2(config-vlan)#vlan 50 S2(config-vlan)#vlan 60 S2(config-vlan)#vlan 70 S2(config-vlan)#vlan 80 S2(config-vlan)#vlan 99 S2(config-vlan)#ex S2(config)#int f0/18 S2(config-if)#switchport access vlan 20 S2(config-if)#end S2#conf t S2(config)#int range f0/1-4 S2(config-if-range)#switchport mode trunk S2(config-if-range)#switchport trunk native vlan 99 S2(config-if-range)#ex S2(config)#int vlan 99 S2(config-if)#ip add 172.31.99.2 255.255.255.0 S2(config-if)#end S2#conf t S2(config)#spanning-tree mode pvst S2(config)#spanning-tree vlan 1,10,20,30,40,50,60,70,80,99 root secondary S2(config)#int f0/18 S2(config-if)#spanning-tree portfast S2(config-if)#ex S2(config)#int f0/18 S2(config-if)#spanning-tree bpduguard enable

Konfigurasi S3

S3>ena S3#conf t S3(config)#hostname S3 S3(config)#int f0/11 S3(config-if)#switchport mode access S3(config-if)#ex S3(config)#vlan 10 S3(config-vlan)#vlan 20 S3(config-vlan)#vlan 30 S3(config-vlan)#vlan 40 S3(config-vlan)#vlan 50 S3(config-vlan)#vlan 60 S3(config-vlan)#vlan 70 S3(config-vlan)#vlan 80 S3(config-vlan)#vlan 99 S3(config-vlan)#ex S3(config)#int f0/11 S3(config-if)#switchport mode access S3(config-if)#no shutdown S3(config-if)#ex S3(config)#int f0/11 S3(config-if)#switchport access vlan 10 S3(config-if)#end S3#conf t S3(config)#int range f0/1-4 S3(config-if-range)#switchport mode trunk S3(config-if-range)#switchport trunk native vlan 99 S3(config-if-range)#ex S3(config)#int vlan 99 S3(config-if)#ip add 172.31.99.3 255.255.255.0 S3(config-if)#end S3#conf t S3(config)#spanning-tree mode pvst S3(config)#spanning-tree vlan 20,40,60,80,99 root primary S3(config)#ex S3#conf t S3(config)#int f0/11 S3(config-if)#spanning-tree portfast S3(config-if)#ex S3(config)#int f0/11 S3(config-if)#spanning-tree bpduguard enable S3(config-if)#sh S3(config-if)#ex

Senin, 13 April 2020

ADMINISTRASI JARINGAN - Scaling VLAN

Konsep Dasar Virtual LAN

VLAN (Virtual Local Area Network) merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda.

Vlan dibuat dengan menggunakan jaringan pihak ke tiga. VLAN merupakan sebuah bagian kecil jaringan IP yang terpisah secara logik. VLAN memungkinkan beberapa jaringan IP dan jaringan-jaringan kecil (subnet) berada dalam jaringan switched switched yang sama. Agar computer bisa berkomunikasi pada VLAN yang sama, setiap computer harus memiliki sebuah alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai dengan VLAN tersebut. Switch harus dikonfigurasi dengan VLAN dan setiap port dalam VLAN harus didaftarkan ke VLAN. Sebuah port switch yang telah dikonfigurasi dengan sebuah VLAN tunggal disebut sebagai access port.


Keuntungan Virtual LAN

1. Performance. VLAN mampu mengurangi jumlah data yang dikirim ke tujuan yang tidak    perlu. Sehingga lalu lintas data di jaringan tersebut bisa berkurang signifikan.

2. Mempermudah Administrator Jaringan. Setiap kali komputer berpindah tempat, biasanya komputer tersebut harus diatur ulang agar mampu berkomunikasi dengan jaringan dimana komputer itu berada. Hal tersebut membuat komputer itu tidak dapat langsung dioperasikan setelah dipindahkan. Nah, jaringan VLAN bisa meminimalkan atau bahkan menghapus langkah ini karena pada dasarnya komputer tersebut tetap berada di dalam jaringan yang sama.

3. Mengurangi biaya. Dalam jaringan yang menggunakan VLAN, Anda bisa membuat jaringan yang private meskipun Anda tidak sedang berada di dekat jaringan utama Anda. Hal tersebut tentu saja bisa meminimalkan biaya yang diperlukan untuk menarik kabel LAN ke lokasi baru.

4. Keamanan. VLAN bisa membatasi pengguna yang bisa mengakses suatu data, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan hak akses.

Jenis-jenis Virtual LAN

Berdasarkan perbedaan pemberian membership VLAN terbagi menjadi lima, yaitu :
  • Port based : Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan beberapa VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk (VTP)
  • MAC based : Membership atau pengelompokan pada jenis ini didasarkan pada MAC Address. Tiap switch memiliki tabel MAC Address tiap computer beserta kelompok VLAN tempat komputer itu berada.
  • Protocol based : Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan protokol (IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.
  • IP Subnet Address based : Selaij bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN.
  • Authentication based : Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer menggunakan protokol 802.1x.

Konfigurasi Dasar VLAN

Pada Topologi jaringan tersebut  saya menggunakan ip untuk network yaitu 192.168.10.0/24,Kalian bebas jika ingin menggatinya misal dengan 10.xx.xx.0 , 172.168.xx.0 dan mask/prefix  bebas pula bisa /24 /28 dan seterusnya.

Jika sudah paham mari kita praktekan,silahkan lakukan konfigurasi ip addess pada tiap pc client :


  • Klik 2x pada pc 0 > ip configuration > isikn ip addess 192.168.10.1 netmask 255.255.55.0
  • lakukan langkah tersebut ke setiap pc client dengan ip address sesuai topologi yang saya atau kalian  buat .
Jika proses konfigurasi ip address tiap client sudah selesai  mari kita lanjutkan dengan setting vlan pada switch.

Klik 2x switch > pilih CLI
Switch>en #enable
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 20
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#ex
Switch#show vlan


Pastikan VLAN10&20 sudah terbuat.
Selanjutnya adalah memisahkan segmen vlan 9 dan vlan 10 agar tidak bisa saling terhubung,supaya jaringan hanya bisa terhubung dalan satu vlan saja dan tidak bisa ke vln lain agar tidak mengganggu.

Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
Switch(config-if)#interface fa0/4
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20


Jika sudah silahkan cek dengan melakukan ping antar pc lokal se vlan apa hasilnya?
Jika sudah silahkan cek dengan melakukan ping antar pc beda vlan apa hasilnya?
Jika kalian ping antara pc se vlan pasti success namun jika beda vlan kan failed .



Konsep Dasar dari Trunking

Trunk atau trunking adalah konsep dimana sistem komunikasi dapat menyediakan akses jaringan untuk banyak klien dengan berbagi satu set garis (peraturan) atau frekuensi, bukan memberikannya secara individual. Trunk dapat dikatakan sebagai konsep pembagian akses antar jaringan dengan menggunakan perangkat jaringan, yang dalam hal ini adalah switch dan menggunakan suatu set peraturan yang ditetapkan dimana tidak sembarang komponen dapat mengakses komponen lain dalam jaringan lain. Lebih simple-nya, konsep trunk membatasi akses antara satu jaringan dengan jaringan lainnya.
Konsep Trunk dalam jaringan komputer dilakukan pada komponen switch, karena swtich dapat membaca dan menetapkan alamat mana saja yang diizinkan untuk mengakses komputer lain dalam jaringan lain.

Konfigurasi VLAN Trunking Protocol

Vlan Trunk atau Trunking VLAN ini berfungsi untuk melewatkan traffic VLAN dari Switch yang berbeda. 

Sebagai contohnya kalian memiliki switch A pada gedung lantai 1 dengan vlan 10 dan 20, dan kalian juga memiliki sebuah switch di gedung lantai 2 yang diberi nama switch B, switch B disini juga memiliki VLAN 10 dan 20, dan Switch A dan Switch B terhubung melalui port 24.

Nah jadi bagaimana agar perangkat dengan VLAN 10 pada Switch A dapat terhubung dengan perangkat dengan VLAN 10 pada switch B, begitu juga dengan VLAN 20 switch A dan VLAN 20 switch B ? Nah disinilah fungsi Trunk, trunk ini berfungsi untuk memperikan jalur agar vlan 10 dari switch A dapat sampai ke vlan 10 switch B begitu juga sebaliknya.
Baiklah langsung saja kita praktekkan dengan menggunakan topologi sebagai berikut :


Buatlah 2 buah vlan dengan 2 switch / lanjutkan Seperti konfigurasi vlan diatas dengan konfigurasi yang sama. 

  • config setiap pc client dengan ip address sesuai topologi yang saya buat.
  • Jika proses konfigurasi ip address tiap client sudah selesai  mari kita lanjutkan dengan setting vlan pada kedua switch.
Switch kiri

Klik 2x switch > pilih CLI
Switch>en \\enable
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 10 \\untuk membuat vlan 10
Switch(config-vlan)#ex \\untuk exit
Switch(config)#vlan 20 \\untuk membuat vlan 20
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#interface range fa0/1-2 \\untuk masuk interface pada range 1 sampai 2
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10 \\memberi akses vlan 10
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#interface range fa0/3-4 \\untuk masuk interface pada range 3 sampai 4
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 20 \\memberi akses vlan 20


Switch Kanan

Klik 2x switch > pilih CLI
Switch>en #enable
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#vlan 20
Switch(config-vlan)#ex
Switch(config)#interface range fa0/1-2
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#interface range fa0/3-4
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 20
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#interface fa0/5 \\masuk interface fa0/5 (port penghubung antar switch)
Switch(config-if)#switchport mode trunk \\memberikan akses mode trunk


  • Terakhir kita tes PING antar PC VLAN 10 kiri dengan PC VLAN10 kanan dan PC VLAN 20 kiri dengan PC VLAN 20 kanan.
  • Jika kalian ping antara pc se vlan pasti success namun jika beda vlan kan failed.


  • Dari hasil ping diatas dapat disimpulkan bahwa konfigurasi vlan trunking telah berhasil.

Sekian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, dan apabila ada yang masih belum paham tentang materi kali ini, kalian dapat bertanya melalui kolom komentar dibawah. Semoga artikel kali ini bermanfaat. Terimakasih


Wassalamu'alaikum wr.wb 

Jumat, 03 April 2020

ADMINISTRASI JARINGAN

Rangkuman Pertemuan 2


1. Perbedaan antar Jaringan Wired/Kabel


Dalam jaringan Wired (kabel), dua perangkat yang akan berkomunikasi satu sama lainnya harus dihubungkan menggunakan kabel (tidak fleksibel).

- Kabel yang digunakan mengandung untaian logam atau bahan serat optik yang berjalan dari satu sisi ke sisi lainnya.

- Kabel Ethernet memiliki standar IEEE 802.3.

- Jaringan nirkabel mengandalkan kenyamanan dan mobilitas pengguna untuk dapat tetap terkoneksi kedalam jaringan

- Jaringan Nirkabel biasanya menggunakan gelombang radio, gelombang mikro maupun cahaya.


2. Standarisasi Jaringan Wireless


Standarisasi Jaringan Wireless didefinisikan oleh IEEE (institute of Electrical and Electronics Engineers). IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) merupakan institusi yang melakukan diskusi, riset dan pengembangan terhadap perangkat jaringan yang kemudian menjadi standarisasi untuk digunakan sebagai perangkat jaringan.

Adapun Standarisasi Jaringan Wireless tersebut adalah :

-IEEE 802.11 Legacy yaitu standart jaringan wireless pertama yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan transfer data maksimum 2 Mbps.

-IEEE 802.11b yaitu standart jaringan wireless yang masih menggunakan frekuensi 2,4 GHz dengan kecepatan trasfer datanya mencapai 11 Mbps dan jangkau sinyal sampai dengan 30 m.

-IEEE 802.11a yaitu standart jaringan wireless yang bekerja pada frekuensi 5 GHz dengan kecepatan transfer datanya mencapai 58 Mbps.

-IEEE 802.11g yaitu standart jaringan wireless yang merupakan gabungan dari standart 802.11b yang menggunakan frekuensi 2,4 GHz namun kecepatan transfer datanya bisa mencapai 54 Mbps.

-IEEE 802.11n yaitu standart jaringan wireless masa depan yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dan dikabarkan kecepatan transfer datanya mencapai 100-200 Mbps.


3. Jenis-jenis antena Jaringan Wireless

Antena Grid


 • Antena ini merupakan salah satu antena wifi yang populer.

  • Fungsinya adalah dimana antena ini adalah menerima dan mengirim signal data dengan sistem            gelombang radio 2,4 Mhz. 

Antena Sectoral


  • Antena yang juga di gunakan untuk access point to serve a point-to-multi-point (P2MP)        links.

  • Sudut pancaran antena ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus            diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.

Antena Omni


  • Antena yang memiliki pola pemancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama.

  • Antena ini hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derajat.

Antena Parabolic

  
  • Memiliki fungsi dan frekuansi yang sama dengan antena grid.

  • Memiliki jangkauan lebih jauh dan lebih fokus dibandingkan antena Grid.

  • Digunakan untuk aplikasi point to point jarak jauh.

Antena Yagi


  • Yagi adalah antena yang paling umum digunakan dalam aplikasi yang beroperasi di atas 10 MHz 

4. Topologi Jaringan Wireless

-Topologi Wireless 802.11 Mode Ad Hoc 





Tethering (personal hotspot): merupakan variasi dari topologi Ad Hoc, biasanya ketika ponsel pintar atau tablet dengan akses data seluler mengaktifkan fitur tethering untuk membuat hostpot pribadi


-Topologi Wireless 802.11 Mode Infrastructure





5. Keamanan jaringan Wireless

Parameter Operasi Nirkabel 


• SSID – Merupakan identifikasi unik yang akan digunakan client pada jaringan nirkabel 

• Password – Diperlukan untuk melakukan otentifikasi ke dalam Access Point 

• Network Mode – Mengacu terhadap standar yang digunakan (802.11a/b/g/n/ac/ad). 

• Security Mode – Mengacu pada pengaturan keamanan seperti, WEP, WPA atau WPA2.

Keamanan Wi-fi

- Wired Equivalent Privacy (WEP)

- Wi-Fi Protected Access (WPA)

- Wi-Fi Protected Access 2 (WPA2)

- Server Autentikasi User Login Hotspot

- Media Access Control (MAC) Filtering

Rabu, 01 April 2020

Tutorial Install Android Studio full sdk

Dalam kesempatan ini saya akan membuat tutorial bagaimana cara menginstall sebuah software yang bernama Android studio, pastinya udh pada tau kan software ini digunakan untuk apa? yap tentu saja untuk membuat sebuah aplikasi di platform android.


Perkembangan Android Studio


Android Studio Pertama kali diumumkan di Google I/O Conference pada tahun 2013 dan dirilis ke publik pada tahun 2014. Ini merupakan tahap preview dari versi 0.1 pada Mei 2013, dan memasuki tahap beta sejak versi 0.8 dan mulai diliris pada Juni 2014. 

Versi rilis stabil yang pertama dirilis pada December 2014, dimulai sejak versi 1.0. Sedangkan versi stabil yang sekarang adalah versi 3.13 yang dirilis pada Juni 2018 dan terus berkembang hingga versi terbaru saat ini.

Sebelum adanya Android Studio, aplikasi pada Android dikembangkan dengann Eclipse IDE yaitu IDE Java. Setelah adanya android studio yang open source dapat memudahkan bagi Anda yang ingin membuat aplikasi dengan Android Studio.

Spesifikasi minimum yang dibutuhkan Android Studio untuk windows:

  • OS Microsoft® Windows® 7/8/10 (32- or 64-bit)
  • Ram minimal 2GB, Rekomendasi 8GB
  • Ruang disk yang tersedia minimal 5 GB
  • Prosesor minimal Dual Core, Rekomendasi quad core

Cara menginstall Android Studio + SDK offline installer


Setelah melihat spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk android studio diatas selanjutnya  saatnya untuk menginstall Android Studio nya.

Sebelum kita menginstall pastikan anda sudah mendownload Android Studio dan SDK nya terlebih dahulu, silahkan untuk download klik link dibawah ini:
Android Studio yang saya gunakan menggunakan sdk yang terpisah, jadi tidak perlu mendownload sdk pada saat menjalankan progaram. Jika sudah mendownload keduanya kita lanjut untuk penginstallan:

- Jalankan Android studio yang sudah di download, lalu klik next





- Pilih tempat dimana Program akan di install


- Lalu Klik Install


- Tunggu proses penginstallan berlangsung


- Jika sudah selesai Klik finish, ceklis pada Start android studio untuk langsung menjalankan atau hilangkan ceklis untuk keluar dari proses instalasi


Sampai disini Android Studio sudah berhasil di install tetapi belum terinstall sdk nya, anda bisa mendownloadnya secara online saat menjalan Android Studio, jika ingin mendownloadnya terpisah saya sudah membagikan link sdknya di atas, berikut cara untuk memasang sdk offline di android studio:

Cara memasang SDK offline


- Ekstrak file sdk yang sudah didownload menggunakan winrar atau sejenis di mana saja

- Setelah selesai meng ekstrak file sdk, buka aplikasi Android Studionya lalu pilih Configure bergambar gerigi di kanan bawah, lalu klik sdk manager


- Klik edit pada bagian kanan atas


- Kemudian Klik pada gambar folder dibagian kanan bawah, lalu cari dimana folder sdk yang sudah kita ekstrak menggunakan winrar tadi, klik ok jika sudah ketemu lalu next next saja.


- jika sudah seperti ini tandanya skd berhasil dipasang, dan bisa digunakan.


Untuk memasang sdk versi yang lain anda bisa melakukannya sama seperti cara diatas, mungkin sekian tutorial yang saya buat, jika ada yang kurang dipahami bisa berkomentar di kolom komentar dibawah, akhir kata saya mengucapkan selamat mencoba dan  semoga semua diberi kesehatan agar bisa beraktifitas dengan normal seperti biasa wassalamualaikum wr, wb.